Minggu, 09 Agustus 2015

PREFIKS, INFIKS, SUFIKS & KONFIKS

PREFIKS, INFIKS, SUFIKS & KONFIKS

  1. Prefiks
Awalan atau prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar. Kata “prefiks” sendiri diserap dari kata “prefix” yang terdiri dari kata dasar “fix” yang berarti “membubuhi” dan prefiks “pre-“, yang berarti “sebelum”.
Bahasa Indonesia terutama banyak menggunakan prefiks untuk menurunkan sebuah kata. Dalam studi bahasa Semitik, sebuah prefiks disebut dengan “preformatif”, karena prefiks dapat mengubah bentuk kata yang dibubuhinya.
Contoh prefiks dalam bahasa Indonesia:
  • berlari: ber- adalah prefiks yang memiliki arti “melakukan”
  • seekor: se- adalah prefiks yang memiliki arti “satu”
  • mahakuasa: maha- adalah prefiks serapan yang memiliki arti “paling”
Macam-macam Prefiks
  • Prefiks di-
Berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif. Contoh: diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola
  • Prefiks me-
Berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti struktural. Prefiks ini mengandung beberapa arti:
  1. ‘melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar’. Contoh: menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat
  2. ‘membuat jadi atau menjadi’. Contoh: menggulai, menyatai, menjelas, meninggi, menurun, menghijau, menua
  3. ‘mengerjakan dengan alat’. Contoh: mengetik, membajak, mengail, mengunci, mengetam
  4. ‘berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai’. Contoh: membujang, menjanda, membabi buta
  5. ‘mencari atau mengumpulkan’. Contoh: mendamar, merotan
  • Prefiks ber-
Berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri) Prefiks ini mengandung arti :
  1. ‘mempunyai’. Contoh: bernama, beristri, beruang, berjanggut
  2. ‘memakai’. Contoh: berbaju biru, berdasi, berbusana.
  3. ‘melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif)’. Contoh: berhias, bercukur, bersolek
  4. ‘berada dalam keadaan’. Contoh: bersenang-senang, bermalas-malas, berpesta-ria, berleha-leha
  5. ‘saling’, atau ‘timbal-balik’ (resiprok). Contoh: bergelut, bertinju, bersalaman, berbalasan
  • Prefiks pe-
Berfungsi membentuk kata benda dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda sendiri. Prefiks ini mendukung makna gramatikal:
  1. ‘pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar’. Contoh: penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah, penggubah, pengubah, penatar, penyuruh, penambang.
  2. ‘alat untuk me…’. Contoh: perekat, pengukur, penghadang, penggaris
  3. ‘orang yang gemar’. Contoh: penjudi, pemabuk, peminum, pencuri, pecandu, pemadat.
  4. ‘orang yang di …’. Contoh: petatar, pesuruh
  5. ‘alat untuk …’. Contoh: perasa, penglihat, penggali
  • Prefiks per-
Berfungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti:
  1. ‘membuat jadi’ (kausatif). Contoh: perbudak, perhamba, pertuan
  2. ‘membuat lebih’. Contoh: pertajam, perkecil, perbesar, perkuat
  3. ‘menbagi jadi’. Contoh: pertiga, persembilan
  • Prefiks ter-
Berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang dimiliki antara lain ialah :
  1. ‘dalam keadaan di’. Contoh: terkunci, terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlambat
  2. ‘dikenai tindakan secara tak sengaja’. Contoh: tertinju, terbawa, terpukul
  3. ‘dapat di-‘. Contoh: terangkat, termakan, tertampung
  4. ‘paling (superlatif)’. Contoh: terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk.
  • Prefiks ke-
Berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata benda, dan kata kerja. Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna gramatikal ‘yang di … i’, atau ‘yang di … kan’, seperti pada kata kekasih dan ketua.

2.   Infiks

Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah kata. Beberapa bahasa yang memiliki infiks misalnya bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa Tagalog, dan beberapa bahasa lainnya.

Penurunan nomina dengan memakai infiks tidaklah produktif lagi dalam bahasa Indonesia. Kita temukan kini beberapa contoh yang sudah membatu dan oleh banyak orang dianggap sebagai kata yang monomorfemis. Berikut daftar kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki/dapat diberi sisipan:
Sisipan -el-
  • Jajah -> jelajah
  • Geber -> geleber
  • Gembung -> gelembung
  • Getar -> geletar
  • Gigi -> geligi
  • Gogok -> gelogok
  • Gosok -> gelosok
  • Luhur -> leluhur
  • Maju -> melaju
  • Patuk -> pelatuk
  • Sidik -> selidik
  • Tapak -> telapak
  • Tunjuk -> telunjuk
  • Tangkup/tungkup -> telangkup/telungkup
Sisipan -er-
  • Sabut -> serabut
  • Suling -> seruling
  • Gendang -> gerendang
  • Gigi -> gerigi
  • Kudung -> kerudung
  • Runtuh -> reruntuh(an)
  • Panjat -> peranjat
  • Cerita -> ceritera
Sisipan -em-
  • Cerlang -> cemerlang
  • Jari -> jemari
  • Kuning -> kemuning
  • Kelut -> kemelut
  • Kilau -> kemilau
  • Serbak -> semerbak
  • Tali -> temali
  • Turun -> temurun
  • Kata berawalan huruf “g”
    • Gembung -> gelembung
    • Gebyar -> gemebyar
    • Geletuk -> gemeletuk/gemeretuk/gemertuk/gemeretup
    • Gelugut -> gemelugut
    • Geretak -> gemeretak/gemeletak
    • Gerencang -> gemerencang
    • Gerincing -> gemerincing
    • Gerisik -> gemerisik
    • Gerlap -> gemerlap
    • Gertak -> gemertak
    • Getar/gentar -> gemetar/gementar
    • Gilang -> gemilang
    • Gilap -> gemilap
    • Girang -> gemirang
    • Gulung -> gemulung
    • Guntur -> gemuntur
    • Guruh -> gemuruh
Bedakan dengan kata berawalan “p” yang dilekati awalan “pe-” yang keduanya luluh menjadi “pem-“, misalnya “pemimpin” bukan “pimpin” yang diberi infiks “-em-” melainkan “pimpin” yang diberi awalan “pe-
Sisipan -in-
  • Kerja -> kinerja
  • Sambung -> sinambung
  • Tambah -> tinambah
Sisipan -ah-
  • Bagian -> bahagian
  • Baru -> baharu
  • Basa -> bahasa
  • Cari -> cahari (dalam “mata pencaharian”)
  • Dulu -> dahulu
  • Rayu -> rahayu
  • Saja -> sahaja
  • Saya -> sahaya (dalam “hamba sahaya”)
  • Tadi -> tahadi
  • Asmaradana -> asmaradahana [1]
Dikarenakan tidak ada suatu daftar kata-kata yang dapat diimbuhi infiks, maka diperlukan pengetahuan kosakata bahasa Indonesia untuk misalnya membedakan bahwa kata “keledai” bukanlah kata “kedai” yang diberi sisipan “-el-“.

3.  Sufiks

Sufiks atau akhiran adalah afiks yang dibubuhkan pada akhir sebuah kata. Dalam bahasa Indonesia, “-nya”, sebagai contoh adalah sebuah sufiks.

Daftar akhiran dalam bahasa Indonesia

Gabungan awalan dan akhiran/konfiks

SUFIKS (akhiran)
  • Sufiks –an
Sufiks –an pertama-tama berfungsi dalam bahasa Indonesia.
A. Fungsi
Sufiks –an pertama-tama berfungsi untk membentuk kata benda. Karena pengaruh beberapa bahasa daerah atau dialek maka di sana-sini terdapat pula sufiks –an yang berfungsi membentuk kata sifat, nemun bentuk ini belum terlalu produktif.
B. Arti
Kata-kata yang mengandung sufiks –an, dapat mendukung salah satu arti berikut:
  • 1. Tempat
  Contoh: pangkalan, pegangan, tumpuan, hadapan, dan lain-lain.
  • 2. Perkakas atau alat
  Contoh: ayunan, kurungan, timbangan, pikulan, dan lain-lain.
  • 3. Hal atau cara
  Contoh: Didikan: dapat berarti hal mendidik atau cara mendidik.
  Balasan: hal membalas atau cara membalas.
  • 4. Akibat atau hasil perbuatan
 Contoh: buatan, hukuman, balasan, karangan, dan lain-lain.
  • 5. Sesuatu yang di… atau sesuatu yang telah..seperti yang telah disebut dalam kata dasar.
Contoh: larangan, catatan, tumbuhan, makanan, pantangan, pakaian, karangan.
  • 6. Seluruh atau himpunan
Contoh: lautan, sayuran, daratan, kotoran, dan lain-lain.
  • 7. Menyerupai atau tiruan dari
Contoh: anak-anakan, kuda-kudaan, dan lain-lain.
  • 8. Tiap-tiap
Contoh: harian, bulanan, mingguan, tahunan, lusinan, dan lain-lain.
  • 9. Sesuatu yang mempunyai sifat sebagai yang diesbut pada kata dasar
 Contoh: manisan, asinan, kuningan, lapangan.
  • 10. Menyatakan intensitas baik mengenai kuantitas maupun mengenai kualitas.
Contoh: Mengenai kualitas: besaran, kecilan, tinggian.
  • Mengenai kuantitas: buah-buahan, sayur-sayuran, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain.
Sufiks -i
A. Bentuk
Tidak mengalami perubahan.
B. Fungsi
Sufiks –I berfungsi untuk membentuk kata kerja.
C. Arti
Tafsiran arti yang diturunkan dari kata-kata yang berakhiran –i adalah sebagai berikut:
1. Menyatakan bahwa objek dari kata-kerja itu menunjukkan suatu tempat atau arah     berlangsungnya peristiwa tersebut ( lokatif ). Karena objeknya itu menjadi tempat     berlangsungnya suatu peristiwa, maka akibatnya objek itu tidak bergerak, berada  
    dalam     keadaan diam.
Contoh: Kami menanyai mereka.
  Saya mengelilingi kota.
2. Kadang-kadang arti lokatif itu mendapat arti jhusus, yaitu memberi kepada atau menyebabka sesuatu jadi.
  Contoh: Menghargai jasa orang.
                Menyakiti hatinya.
                Menghormati orang tua.
3. Menyatakan intensitas, atau pekerjaan itu dilangsungkan berulang-
ulang (frekuentatif), atau    pelakunya lebih dari satu orang.
    Contoh: Tentara itu menembaki benteng musuh.
                 Anak-anak itu melempari anjing itu.
Sufiks -kan
A. Bentuk
  • Bentuknya tidak berubah.
B. Fungsi
  • Sufiks – kan berfungsi untuk membentuk kata kerja.
C. Arti
  • Macam-macam bidang arti yang dapat didukung oleh sufiks – kan adalah:
a. Menyatakan kausatif. Pengertian kaudatif berarti membuat, menyebabkan sesuatu atau     menjadikan sesuatu.
    Contoh: menerbangkan, melemparkan, menyeberangkan, mengemukakan, menyakitkan, dan     lain-lain.
b. Suatu variasi dari arti kausatif adalah menggunakan sebagai alat, atau membuat dengan.
    Contoh: menikamkan tombak, memukulkan tongkat.
c. Menyatakan beneaktif, atau membuat untuk orang lain.
    Contoh: membelikan, meminjamkan
d. Ada pula sufiks – kan yang sebenarnya merupakan ringkasan dari kata tugas akan.    
    Contoh: mengharapkan = mengharap akan
                   sadarkan = sadar akan
Baik sufiks – kan maupun sufiks –i mempunyai fungsi yang sama yaitu membentuk kata kerja. Tetapi kedua akhiran itu mengandung suatu perbedaan terutama dalam hubungan dengan objeknya. Hubungan antara kata kerja yang berakhiran –i  dengan objeknya adalah objek berada dalam keadaan diam, menjadi tempat berlangsungnya perbuatan itu. Sedangkan untuk sufiks – kan , objeknya berada dalam keadaan bergerak.
Contoh: Perhimpunan itu mendatangkan sebuah regu sepak bola.
             Kami sendiri mendatangi tempat itu.
             Walaupun begitu kadang-kadang tidak terasa lagi perbedaan antara kedua akhiran itu.
Sufiks -nya
Pertama-tama harus ditegaskan bahwa ada dua macam nyaNya jenis pertama adalah kata gantiorang ketiga tunggal, baik dalam fungsinya sebagai pelaku atau pemilik. Dalam hal ini nya tidak berstatus akhiran. Nya yang kedua adalah –nya  yang berstatus akhiran.
Akhiran –nya mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Untuk mengadakan transposisi atau suatu jenis kata lain menjadi kata benda.
    Contoh: baik buruk nya, merajalela nya, timbul tenggelam nya.
b. Menjelaskan atau menekankan kata yang berasa di depannya.
    Contoh: Tamunya belum datang.
                Ambilah obatnya dan minumlah.
                Di rumah itu ada hantunya.
c. Menjelaskan situasi.
    Contoh: Ia belajar dengan rajinnya.
                Angin bertiup dengan kencangnya.
                Ia menyanyi dengan merdunya.
d. Di samping itu ada beberapa kata tugas dibentuk dengan mempergunakan akhiran –nya.
  Contoh: agaknya, rupanya, sesungguhnya, sebenarnya, dan lain-lain.
Sufiks -man, -wan, -wati
A. Bentuk
Ketiga macam sufiks ini berasal dari bahasa Sansekerta. Dalam bahasa Sansekerta bentuk sufiks –man dan –wan dipakai untuk menunjukkan jenis jantan, sedangkan bentuk betina untuk masing-masing bentuk adalah –mati dan –wati. Tetapi dalam bahasa Indonesaia sufiks –mati menimbulkan nilai rasa yang lain sekali, yaitu diasosiakan dengan kata mati sebagai lawan kata hidup. Oleh sebab itu bentuk tersebut tidak diterima. Untuk menyatakan bentuk betina yang sejajar dengan –man dipergunakan bentuk –wati, yaitu bentuk betina dari –wan.
B. Arti
Arti ketiga sufiks ini adalah yang mempunyai.
Contoh: seniman             cendekiawan         seniwati
            budiman             karyawan              wartawan
            sukarelawan       gerilyawan             negarawan
Sufiks-Sufiks Asing
  • Selain dari akhiran-akhiran yang telah dibahas di halaman-halaman lain, masih banyak lagi akhiran-akhiran asing lain yang dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia bersama-sama dengan penerimaan kata-kata dasarnya. Ada yang tidak dirasakan sebagai akhiran, ada yang masih dirasakan sebagai akhiran. Ada yang berfungsi untuk membentuk kata benda, ada yang berfungsi untuk membentuk kata kerja juga kata sifat.
  • Umumnya kedudukan sufiks-sufiks itu belum stabil; ada orang yang ingin mempertahankannya sesuai dengan bentuk aslinya, ada pula yang berusaha untuk mengadaptasikannya sesuai dengan struktur bahasa Indonesia. Dalam hal yang terakhir ini seringkali kita terbentuk pada perbedaan rasa atau pendapat, karena tak ada patokan bentuk mana yang lebih sesuai dengan selera bahasa Indonesia.
  • ari sekian banyak bentuk sufiks asing ini, cukup saja kita menyebut beberapa: -isme, is, er, if, ir, il(akhiran –il menurut Pedoman EYD lebih baik diganti dengan –al ), dan lain-lain. Contoh-contohnya banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dalam koran-koran, buku-buku dan sebagainya.

4.  Konfiks

Konfiks adalah imbuhan tunggal yang terjadi dari perpaduan awalan
dan akhiran yang membentuk satu kesatuan. Dalam bahasa Indonesia,
terdapat lima macam konfiks antara lain ke-an, pe-an, per-an, se-nya, dan
ber-an.
Agar Anda lebih mengenal konfiks, perhatikan ciri-ciri konfiks berikut.
1. Awalan dan akhiran diletakkan pada bentuk dasar secara serentak
(tidak bertahap).
Contoh:
Para tamu sudah berdatangan.
Imbuhan ber- dan -an melekat secara serentak pada bentuk dasar
datang menjadi berdatangan. Jadi, tidak melekat secara bertahap, yaitu
ber- + datang menjadi berdatang, kemudian berakhiran -an menjadi
berdatangan atau datang + -an menjadi datangan, kemudian dilekatkan
ber- menjadi berdatangan. Prosesnya dapat digambarkan sebagai
berikut.
ber- + datang + -an
berdatangan
bukan: ber- + datang + -an atau ber- + datang + -an
berdatang datangan
berdatangan berdatangan
2. Konfiks menyatakan satu makna gramatikal.
Jika salah satu konfiks itu dipisah/dipenggal, penggalan itu bukan
merupakan kata yang bermakna.
Contoh:
Kata berdatangan memiliki makna perbuatan yang dilakukan
banyak pelaku . Jika kata tersebut dipenggal menjadi berdatang dan
-an atau ber- dan datangan, kata tersebut tidak memiliki makna.
Konfiks terdiri atas lima macam sebagai berikut.
1. Konfiks ke-an
Konfiks ke-an berfungsi membentuk kata benda konkret, kata
benda abstrak, kata kerja pasif, dan kata sifat.
Makna imbuhan ke-an sebagai berikut.
a) menyatakan sifat
Contoh:
Aku kagum akan keindahan senja di Pantai Kuta.
keindahan = bersifat indah
b) menyatakan makna dalam keadaan
Contoh:
Ia menggigil kedinginan.
kedinginan = dalam keadaan dingin
c) menyatakan perbuatan yang dilakukan secara tidak sengaja
Contoh:
Ia ketiduran di kursi belajarnya.
ketiduran = tidak sengaja tidur
d) menyatakan makna terlalu
Contoh:
Baju Anisa kebesaran.
kebesaran = terlalu besar
e) menyatakan makna agak atau menyerupai
Contoh:
Ia memang masih kekanak-kanakan.
kekanak-kanakan = menyerupai anak-anak
f) menyatakan tempat atau daerah
Contoh:
Kedutaan besar negara-negara sahabat ada di Jakarta.
kedutaan = tempat para duta besar
g) menyatakan dapat di . . . .
Contoh:
Gunung Semeru kelihatan dari Lumajang.
kelihatan = dapat dilihat
h) menyatakan yang di- . . .
Contoh:
Dito adalah cucu kesayangan kakeknya.
kesayangan = yang disayang
2. Konfiks pe-an
Konfiks pe-an memiliki alomorf yang berwujud pe-an, pem-an, penan,
peng-an, peny-an dan penge-an.
Konfiks pe-an berfungsi membentuk kata benda.
Makna imbuhan pe-an sebagai berikut.
a) menyatakan makna cara
Contoh:
Pengiriman barang ini dilakukan dengan paket kilat.
pengiriman = cara mengirim
b) menyatakan makna tempat
Contoh:
Kami sedang menuju pelabuhan Tanjung Perak.
pelabuhan = tempat berlabuh
c) menyatakan makna perihal
Contoh:
Pembuatan tahu ini dilakukan secara manual.
pembuatan = perihal membuat
d) menyatakan alat untuk me- . . .
Contoh:
Pendengaran nenek sudah lemah.
pendengaran = alat untuk mendengar
3. Konfik per-an
Bentuk per-an ada tiga macam, yaitu per-an, pe-an, dan pel-an.
Konfiks per-an berfungsi membentuk kata benda.
Makna imbuhan per-an sebagai berikut.
a) menyatakan makna cara
Contoh:
Jangan terperangkap dalam pergaulan bebas tanpa batas!
pergaulan = cara bergaul
b) menyatakan makna hasil
Contoh:
Persetujuan itu telah ditandatangani kedua belah pihak.
persetujuan = hasil setuju
c) menyatakan tempat
Contoh:
Pengembang dari Jakarta itu membuat permukiman di seputar
Godean.
permukiman = tempat bermukim
d) menyatakan makna kumpulan
Contoh:
Daerah pertokoan di Jalan Kenangan akan mengalami
penggusuran lagi.
pertokoan = kumpulan toko
e) menyatakan makna hal
Contoh:
Setiap tahun pertambahan penduduk mencapai hampir sepuluh
persen.
pertambahan = hal bertambah
4. Konfik ber-an
Bentuk konfiks ber-an ada dua macam, yaitu ber-an dan be-an.
Konfik ber-an berfungsi membentuk kata kerja.
Makna imbuhan ber-an sebagai berikut.
a) menyatakan makna saling
Contoh:
Mereka berpandangan ketika bertemu.
berpandangan = saling memandang
b) menyatakan makna perbuatan yang dilakukan oleh banyak
pelaku
Contoh:
Para peserta seminar berhamburan keluar ruangan.
berhamburan = bersama-sama
c) menyatakan makna perbuatan yang dilakukan berulang-ulang
Contoh:
Air dari ember itu bertetesan di lantai.
bertetesan = berulang-ulang menetes
5. Konfik se-nya
Konfik se-nya berfungsi membentuk kata keterangan dari kata sifat.
Makna imbuhan se-nya sebagai berikut.
a) menyatakan makna tingkat atau paling
Contoh:
Tunjukkan hasil yang sebaik-baiknya.
sebaik-baiknya = paling baik
b) menyatakan makna waktu atau setelah
Contoh:
Setibanya di rumah hari telah malam.
Selain bentuk konfiks terdapat imbuhan yang digunakan secara
bersamaan baik awalan maupun akhiran. Bentuk ini disebut kombinasi
imbuhan. Dalam konfiks proses pembentukan kata terjadi secara serentak
sedangkan proses pembentukan kata dengan kombinasi imbuhan terjadi
secara bertahap.
Contoh:
Proses pembentukan kata berpakaian melalui dua tahap,yaitu akhiran -an
dilekatkan pada kata dasar pakai menjadi pakaian. Kemudian, kata tersebut
dilekatkan awalan ber- menjadi berpakaian. Proses ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
ber- + pakai + -an
pakaian (1)
berpakaian (2)
Macam-macam bentuk kombinasi imbuhan sebagai berikut.
1. Imbuhan memper-kan
Fungsi imbuhan memper-kan membentuk kata kerja intransitif.
Makna imbuhan memper-kan sebagai berikut.
a) menyatakan makna kausatif
Contoh:
Siapa yang mempertemukan sepasang kekasih itu?
mempertemukan = membuat jadi bertemu
b) menyangatkan atau intensitas
Contoh:
Mereka memperdengarkan lagu-lagu yang merdu.
memperdengarkan = berkali-kali mendengar
2. Imbuhan me-i
Fungsi imbuhan me-i membentuk kata kerja aktif.
Makna imbuhan me-i sebagai berikut.
a) menyatakan makna memberi
Contoh:
Tanti menyampuli bukunya dengan sampul plastik warna biru.
menyampuli = memberi sampul
b) menyatakan makna membuang
Contoh:
Pak Sarman menguliti kambing kurban.
menguliti = membuang kulit
c) menyatakan makna pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang
Contoh:
Siapa yang melempari burung-burung itu?
melempari = berulang-ulang melempar
d) menyatakan hal seperti yang tersebut pada kata dasar
Contoh:
Bu Wina, wali kelasku, memarahi kami karena tidak disiplin.
memarahi = menyatakan hal marah
e) menyatakan makna melakukan suatu pekerjaan
Contoh:
Kami menemani Fita pergi ke rumah pamannya.
menemani = melakukan pekerjaan sebagai teman
f) membuat jadi
Contoh:
Saya sedang memanasi makanan ketika lampu padam.
memanasi = membuat jadi panas
g) menyatakan makna intensitas
Contoh:
Polisi sedang menyelidiki kasus pembunuhan itu.
menyelidiki = melakukan penyelidikan
h) menyatakan makna arah atau tempat
Contoh:
Para peserta lomba sudah memasuki aula.
memasuki = masuk ke
3. Imbuhan gabung di-i
Fungsi imbuhan gabung di-i membentuk kata kerja pasif.
Makna imbuhan di-i sebagai berikut.
a) menyatakan makna diberi
Contoh:
Bukunya disampuli sampul plastik warna biru.
disampuli = diberi sampul
b) menyatakan makna dibuang
Contoh:
Kambing kurban dikuliti Pak Sarman.
dikuliti = dibuang kulitnya
c) menyatakan makna pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang
Contoh:
Burung-burung itu dilempari batu.
dilempari = dilempar berulang-ulang
d) menyatakan hal seperti tersebut pada kata dasar
Contoh:
Kami dimarahi Bu Wina karena tidak disiplin.
dimarahi = menyatakan hal marah
e) membuat jadi
Contoh:
Makanan itu sedang dipanasi ketika lampu padam.
dipanasi = membuat jadi panas
f) menyatakan makna intensitas
Contoh:
Kasus pembunuhan itu sedang diselidiki polisi.
diselidiki = dilakukan penyelidikan
4. Imbuhan me-kan
Fungsi imbuhan me-kan membentuk kata kerja transitif, yaitu kata
kerja yang memerlukan objek.
Makna imbuhan me-kan sebagai berikut.
a) menyatakan makna kausatif
Contoh:
Niken menjatuhkan gelas.
menjatuhkan = membuat jatuh
b) menyatakan makna melakukan tindakan untuk orang lain atau
benefaktif
Contoh:
Rina membukakan pintu saat ayahnya datang.
membukakan = membuka untuk orang lain
c) menyatakan makna menuju ke
Contoh:
Pilot itu berhasil mendaratkan pesawatnya walaupun cuaca buruk.
mendaratkan = menuju ke darat
d) menganggap sebagai
Contoh:
Jangan mendewakan kekayaan dalam kehidupan di dunia ini!
mendewakan = menganggap sebagai dewa
5. Imbuhan di-kan
Fungsi imbuhan di-kan membentuk kata kerja bentuk pasif.
Makna imbuhan di-kan menyatakan makna kausatif .
Contoh:
Bulan ini gaji karyawan PT Dewa Perkasa dinaikkan sepuluh persen.
dinaikkan = dibuat menjadi naik
6. Imbuhan ber-kan
Fungsi imbuhan ber-kan membentuk kata kerja.
Makna imbuhan ber-kan sebagai berikut.
a) menyatakan makna memakai
Contoh:
Keputusan itu diambil berdasarkan kesepatan semua anggota.
berdasarkan = memakai dasar
b) berfungsi sebagai pemanis
Contoh:
Malam ini tempat keramaian itu bermandikan cahaya bulan.
7. Imbuhan diper-kan
Fungsi imbuhan diper-kan membentuk kata kerja pasif.
Makna imbuhan diper-kan sebagai berikut.
a) menyatakan makna kausatif
Contoh:
Astuti dan Hidayat dipertemukan oleh orang tua masing-masing.
dipertemukan = menyebabkan bertemu
b) menyatakan makna intensitas atau menyangatkan
Contoh:
Masalah kenaikan harga BBM ramai diperbincangkan.
diperbincangkan = berkali-kali dibicarakan
8. Imbuhan memper-i
Fungsi imbuhan memper-i membentuk kata kerja.
Makna imbuhan memper-i menyatakan makna membuat jadi atau
kausatif .
Contoh:
Bayu memperbaiki sepeda adiknya.
memperbaiki = membuat jadi baik
9. Imbuhan diper-i
Fungsi imbuhan diper-i membentuk kata kerja.
Makna imbuhan diper-i menyatakan makna kausatif atau membuat
jadi .
Contoh:
Sepeda adiknya diperbaiki Bayu.
diperbaiki = dibuat menjadi baik

https://ellispudjawaty.wordpress.com/2013/11/01/prefiks-infiks-sufiks-konfiks/

1 komentar: